5 Januari 2014
Dear jomblo-jomblo budiman dan berbudi pekerti luhur..
Sebelumnya ada sesuatu hal yang mengganjal di hati. Ingin rasanya gue menyampaikan ini langsung kepada kalian, namun apa daya hati tak sampai. Tapi melalui blog ini gue umumkan bahwa hal yang ingin gue sampaikan adalah..
adalah..
adalah..
adalah..
TOEEEETTT.. TOEEEEETTTT..
HAPPY NEW YEAR 2014, MBLOOOOOOO!!
YEEEEAAAAYYYY!! \(^o^)/
Jadi gimana mblo, udah punya resolusi apa aja kalian selain resolusi pengen punya pacar di tahun 2014 ini?
Klo gue sendiri sih resolusi tahun ini adalah menikah. Jika resolusi kalian para jomblowers di tahun 2014 adalah punya pacar, coba hitung berapa besarnya tekanan batin jika ternyata cintanya ditolak sang gebetan?
Okeh, kalo pada akhirnya kalian ditolak ga usah depresi, masih ada tahun baru berikutnya kok, coba lagi!!
Gimana kalo tahun depan ternyata ditolak juga?
Hmmm.. Kalo gitu sih salahin tampang. Seandainya hati kalian retak dan hancur berkeping-keping karena keseringan ditolak gebetan, tenang mblo.. Gue punya lem super kuat buat ngelemin hati yang retak, yaitu lem yang merk-nya ikhlas.
Well, daripada tahun baru ini gue awali dengan mencela para jomblo yang susah dapet pacar atau belum bisa move on dari mantan, sekarang lebih baik gue bahas permasalahan tanah air kita tercinta, Indonesia.
Sebenernya gue juga kurang paham betul soal permasalahan di Indonesia. Tapi panggilan jiwa kali ini gue pengen bahas soal koruptor. Berhubung tanggal 9 April 2014 nanti kita akan memilih para anggota dewan legislatif, dan tanggal 9 Juli 2014 kita akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, gue pengen curhat-curhatan dulu soal kekesalan gue terhadap para pemimpin. Iya, para pemimpin yang diambil dari pilihan rakyat tapi pada kenyataannya justru malah menghianati rakyat. Pemimpin yang katanya wakil rakyat padahal kenyataannya adalah wakil partai. Tugas pemimpin yang seharusnya mengirimkan harapan, bukan mengirim ratapan. Pada akhirnya yang terjadi adalah Pemilu untuk negeri yang pilu.
Kalo kata ayah Pidi Baiq bilang bahwa koruptor itu benar kalau dia melakukan tindakan korupsi, karena itu memang tugasnya, yang salah adalah mereka yang memberantas koruptor tapi malah justru membiarkannya.
Kenapa koruptor bisa merajalela?
Di Indonesia hukum mengenai Koruptor masih kurang bisa ditegakkan, beda dengan negara lain, contohnya Arab. Di Arab mah jangankan koruptor, orang yang maling aja dipotong tangannya, sedangkan di Indonesia, koruptor malah dipotong masa tahanannya. Lain di Arab, lain juga di Cina. Di Cina koruptor digantung kepalanya, sedangkan di Indonesia, koruptor digantung kasusnya.
Udah gitu entah kenapa banyak banget pejabat yang dinyatakan KPK melakukan tindak korupsi dan tiba-tiba mereka langsung jatuh sakit mendadak, sebagian juga malah ada yang pura-pura gila. Hadeuh..
Yayaya.. Kadang ga ngerti juga ya sama dunia politik. Orang yang ga bermasalah ketika masuk politik dipermasalahkan, sementara orang bermasalah masuk politik justru dibiarkan. Seandainya gue diberi kesempatan untuk masuk ke dunia politik, gue pasti nolak kok. Daripada masuk politik nampaknya gue lebih memilih untuk masuk surga.
Hmmm.. Jujur, untuk Pemilu 2014 nanti kadang gue juga jadi ga percaya lagi sama calon pemimpin negeri ini. Sempat terpikir untuk menjadi kaum Golput alias Golongan Putih yang ga milih siapa-siapa. Apalagi dari tahun ke tahun iklan caleg di tv pasti gitu-gitu aja, skenario iklan yang sangat mainstream ketika si caleg dengan dermawannya masuk ke dalam perkampungan penduduk sambil memberi sembako dan menggendong bayi-bayi miskin. It’s so oldschool, mameeennn…
Tapi ada juga tuh calon pemimpin seperti Pak Anies Baswedan yang melakukan kampanye yang menurut gue anti-mainstream sekali. Kalo biasanya para caleg, capres dan cawapres selalu memberi kaos gratis dalam berkampanye, sebaliknya Pak Anies malah menjual kaos dalam aksi kampanyenya. Dan kaosnya pun ga murah loh, kaos yang Pak Anies jual harganya setara dengan kaos-kaos distro. Hal ini membalik semua anggapan publik bahwa seseorang yang mencalonkan diri sebagai presiden harus mengumpulkan uang dahulu sebelum menggelar kegiatan.
Diantara para caleg, entah kenapa gue merasa Pak Anies berbeda dengan caleg lainnya, apalagi setelah baca beberapa tweet dari beliau yang berbunyi :
– Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan.
– Bukan karena orang baik yang sedikit dan orang jahat lebih banyak, tapi orang baik yang lebih banyak memilih untuk diam.
Nah, tweet keren dari Pak Anies Baswedan tersebut bikin gue jadi punya kepercayaan diri untuk memilih calon pemimpin. Berhubung gue kesepet banget masalahnya sama tweet Pak Anies yang bilang kalau orang baik banyak memilih untuk diam. Iya gue pun ngerasa seperti itu, gue lebih suka cari aman sendiri. Tapi jika sekarang gue diberi hak untuk bersuara, gue pun akan bersuara, toh ujung-ujungnya demi kepentingan kita juga ke depannya. Gue percaya masih ada orang-orang seperti Pak Jokowi, Basuki Tjahaja, dan Ridwan Kamil yang memiliki integritas tinggi dalam menjalankan amanat pekerjannya. Walaupun sebenernya gue juga ga ngerti arti integritas apaan, tapi ga papa deh sekali-kali biar gue keliatan pinter dikit.
Intinya gue percaya masih ada pemimpin tulus yang ketika dipuji dia tidak terbang, dan ketika dicaci dia tidak tumbang. Gue sih menyarankan agar kalian jangan pernah jadi golput, rugi!! Soalnya jadi golput itu ga boleh marah, protes, atau ngedumel kalo ternyata yang terpilih malah pejabat-pejabat yang sering melakukan kesalahan. Kalian mo komentar sekeras dan sekenceng apa juga tetep aja ga punya hak, karena ya salah sendiri kenapa ga milih.
Mari kita bersuara lantang untuk negeri ini. Beri kabar pada dunia bahwa Indonesia akan bangkit!!
Salam nasionalisme. Merdeka!!