Farewell Not Goodbye

Bandung, 23 Januari 2014

Nama gue Annisa Havni, tapi di tempat ini gue biasa dipanggil Waka-waka, yang artinya rambut gue mirip Shakira, kadang juga dipanggil Wekong, Jengkol, bahkan yang paling ekstrim dipanggil Boling alias BOndon keliLIng gaLING, beserta sebutan lainnya yang sangat tidak pantas diberikan kepada seorang manusia.

Sebutan-sebutan tersebut memang memiliki arti dan makna yang sangat mendalam, intinya sih nama-nama diatas menunjukkan bahwa gue ini adalah perempuan liar, nakal, brutal yang berambut keriting.

Punya rambut keriting itu emang serba salah, ga jarang juga diledekin orang kalau rambut gue ini kayak bulu ketek. Jika benar begitu adanya, ga kebayang aja tiap hari gue mesti pake roll-on di rambut.

Di tempat ini, gue banyak bertemu dengan manusia-manusia ajaib, mulai dari wanita berhati baja yang hatinya ga pernah hancur walaupun cuma dijadiin korban PHP selama bertahun-tahun. You know what I mean. Haha..

Selain wanita berhati baja, gue juga menemukan wanita yang susah banget move-on, padahal sudah berkali-kali diingatkan. Dan anehnya si wanita berhati baja dan wanita yang susah move-on ini jatuh cinta pada pria-pria di tempat ini. Pria-pria yang menurut gue masuk ke dalam kategori Pria Makruh, yaitu pria yang didekati tidak apa-apa, namun dijauhi lebih baik.

Ada juga manusia-manusia penggemar artis dan aktor drama Korea. FYI, gue juga sebenernya tergolong orang yang doyan nonton film Korea. Tapi cukup sampai disitu. Selain Lee Min Ho, gue ga pernah tau nama-nama aktor Korea, beda banget sama beberapa manusia ajaib di tempat ini, dimana status mereka jomblo tapi mendadak seneng banget ketika aktor dan aktris Korea favorit mereka jadian, misalnya pas Lee Seung Gi jadian sama Yoona SNSD, mereka mendadak girang setengah mati sambil tos-tosan dan loncat-loncatan, berasa mereka yang jadian gitu. Ah, sungguh absurd dunia mereka.

Gue berada di tempat ini sekitar 3 tahun lamanya. Kalau kuliah mungkin udah lulus D3. Satu-satunya tempat kerja yang paling lama gue tempatin. Tempat kerja yang juga adalah rumah kedua. Tempat kerja yang pernah jadi saksi bisu setiap pacar dan mantan-mantan gue jemput ke kantor. Iya, disini, di PLN Call Center 123.

Tepatnya bulan Oktober 2010 gue pertama kali mengudara. Dari dulu sampai sekarang gue sering sekali mendapat coaching atau bimbingan khusus dalam online. Maklumlah, mungkin cuma gue satu-satunya agent call center yang suara dan kepribadiannya kayak debt collector, alias suka marah-marah ke pelanggan gitu, hueheheheh..

Dan hari ini, tepat tanggal 23 Januari 2014 adalah hari ulang tahun PLN 123 yang ke-4. Barusan aja gue abis ngeramein acara ultah kantor yang bertema retro. Kali ini gue menampilkan joget-joget ala Disko Darurat dari The Upstairs. Kita latihan cuma selama 3 hari, sempet bingung nentuin konsep dan menyatukan ide. Bener-bener darurat. Saking daruratnya, jogetan kita lebih mirip anak retro tawuran ketimbang disko. But it’s okay, yang penting eksis dan ini juga mungkin adalah the last performance dari gue.

image

image

image

image

Jujur, sebenernya gue seneng banget ada disini, bisa dikelilingi oleh temen-temen yang menyenangkan dan ajaib. Temen-temen yang selalu bisa menghibur kalau gue lagi PMS, berantem sama pacar, atau diselingkuhin pacar. Tapi walaupun begitu, lama-lama merasa jenuh juga. Jenuh menerima call pasang baru dan tambah daya, berbicara prosedur dan persyaratan yang itu-itu aja, setiap hari diulang, setiap hari berbicara hal yang sama.

Ternyata bukan cuma gue yang merasakan hal yang sama. Semakin hari semakin banyak temen-temen seangkatan gue yang resign dan otomatis bikin gue jadi kesepian. Iya kesepian. Kesepian terjadi bukan pada saat kita lagi sendirian. Tapi saat berada diantara banyak orang, dan tak satupun yang bisa mengerti.

Dan akhir-akhir ini entah kenapa menjadi sangat jenuh. Merasa asing dengan suasana kantor. Semua ribet kecuali gue. Semua serius. Dan lagi-lagi kecuali gue.

Sampai pada akhirnya ketika bom waktu hampir meledak, ada seorang pangeran ibukota yang menyelamatkan gue dari kejenuhan di kantor. Iya, dia calon suami gue. Calon suami yang ga mau ditinggal LDR ketika kita menikah nanti. Dia bilang pacaran aja udah LDR, masa iya nikah juga LDR. Intinya mau ga mau gue harus ikut dia, daripada ga jadi dikawin kan.

Jadi seandainya ada orang yang nanya ke gue “Kenapa kamu nikah? Buat mendapat ridho Alloh ya..”, gue bakal jawab “Enggak, gue nikah karena pengen resign.”

Bersambung..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s