ZOMBLO VS ZOMBIE

22 Oktober 2013,

Dear jomblo-jomblo yang berbahagia,

Di siang hari nan cerah ceria ini, kebetulan gue lagi sakit dan ga masuk gawe. Mumpung lagi ada waktu luang, pada kesempatan kali ini gue mo cerita tentang kisah gue beberapa hari yang lalu, tepatnya di malam minggu ketika sedang nangkring merayakan ultah seorang sahabat di salah satu cafe yang cukup beken di Bandung. Cafe ini menyediakan makanan khususnya perdagingan dengan konsep Indian-indian gitu.

Oooh.. Indian-indian yang suka joget-joget di balik pohon sambil ujan-ujanan itu ya? Yang lagunya dinyanyiin lipsync sama polisi yang mendadak jadi artis itu kan?

Bukan, itu mah India-indiaan. Tolong dibedakan antara India dengan Indian. Klo India itu mayoritas penduduknya berkulit hitam kayak gue, tapi iteman mereka (dikit). Ibarat gue sawo matang, mereka sawo busuknyalah. Tapi mereka keren, karena bisa bikin bajaj. Tanpa orang India, mungkin si Bajuri sampai saat ini masih nganggur dan udah dicerai sama si Oneng yang kini hidup bahagia menjadi anggota DPR.

Gimana? Udah jelas pemahaman konsep orang India-nya?? Nah, sekarang gue jelasin klo suku Indian itu walaupun kulitnya juga hitam, tapi mereka adalah penduduk asli benua Amerika.

Kalo kulit mereka item-item, apa bedanya sama orang Afrika?

Beda dunk, klo India dan Indian itu hitam, klo Afrika hitam banget. Klo mereka jadi item mungkin karena pas masih bayi nyokapnya kelupaan angkat mereka yang lagi dijemur di atas genteng. Sedangkan gue pas masih bayi kayaknya malah sengaja dilupain sama nyokap, karena nyokap malu punya anak seitem gue, dia dilema dalam pilihan berat antara ngasuh gue atau nukerin gue sama beras.

Ok, just kidding, I know my mommy loves me so well. *smooch*

Ga usah disebutinlah ya nama cafe-nya apaan, soalnya klo gue sebutin disini, pastinya orang-orang jadi penasaran dan berbondong-bondong datengin tu cafe. Sedangkan gue? Ga bakal dapet royalti apapun dari cafe tersebut.

Okeh, mari lanjut pake huruf K. Kontinyuuuuu….

Jadi kemaren pas gue lagi nangkring di cafe sekitaran jam 8 malem, gue terkaget-kaget karena cafe mendadak mati lampu, atau bahasa call center-nya padam 1 persil. Sebagai PLN call center, insting gue mengatakan bahwa padamnya lampu cafe dikarenakan oleh ledakan pada gardu penjulang, yaitu gardu yang menghubungkan antara gardu induk dengan gardu distribusi, dan untuk estimasi waktu penyalaannya masih belum dapat dipastikan karena ini sifatnya gangguan bukan pemeliharaan.

Ga lama setelah lampu padam dan berpikir bahwa gardu penjulang meledak, tiba-tiba beberapa Zombie muncul dari balik pohon. Bumi gonjang-ganjing, langit ketar-ketir, bintang kelap kelip.. Taraktaktakdungdungprettttttt!!

Mereka muncul dengan wajah yang mengerikan sembari bilang gini : “Waaaaaaaaatch ouutttt, I am Zombie, I am gonna eat your brain!! Wahahahahahah..”. Cewek-cewek ketakutan setengah mati sembari senderan di dada pacar dan gebetannya masing-masing, entah beneran ketakutan atau emang caper aja. Yang cewek senderan di dada pacarnya itu ga masalah, tapi cewek yang senderan di dada gebetannya itu namanya modus, cari-cari kesempatan dalam kesempitan.

Lalu apa kabar nasib para jomblo?

Entah itu jomblowan maupun jomblowati, mungkin mereka sedang berusaha keras mencari kesempatan dalam kesepian. Niat hati ingin bersandar tapi bingung mo bersandar di dada siapa, ibarat perihbahasa “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Sampai sakit ingin ke penghulu, pada akhirnya tetap kesepian.” Klo udah kayak gitu, kalian cuma bisa berdoa sambil ngelus dada. Dada sendiri ya mblo, jangan punya orang.

Berhubung gue orangnya ga pernah takut sama apapun kecuali Tuhan, orangtua, dan cicak, jadi liat Zombie-zombie berkeliaran gitu sama sekali ga bikin gue takut. Belakangan gue baru tau klo cafe tersebut khusus di bulan Oktober ini emang sengaja menghadirkan Zombie dalam menyambut Halloween.

Klo menurut pemikiran gue, ide Zombie buat nakut-nakutin pelanggan di cafe itu adalah ide yang cukup mainstream alias udah biasa. Seandainya gue yang punya cafe, daripada nyuruh Zombie berkeliaran di malam minggu, mendingan gue suruh aja sekumpulan para Zomblo buat nakut-nakutin orang yang lagi pacaran dengan melakukan upacara memanggil hujan sambil bilang gini: “Aaaaaaargggghhh.. I am Zomblo, I’m gonna eat your heart, Eaaaarggghhhh!!”. Brilian.

Buat gue yang notabene adalah lulusan anak Akuntansi dengan IPK 3,06 ini, manggil Zomblo akan lebih meminimalisasi anggaran biaya yang dikeluarkan, atau bahasa simpelnya ‘hemat’, ketimbang manggil orang buat pura-pura jadi Zombie, make up-nya mahal, cyiiinnn.. Lagian klo manggil Zomblo kan gampang, malah ga butuh biaya, karena pasti dengan sukarelawan mereka bakal melakukan itu dengan senang hati, tau kenafa?? Soalnya para Zomblo tersebut pada mati gaya di malam minggu, daripada kerjaannya ngegalau sakit ati akibat stalking twitter gebetan, mending nakut-nakutin orang pacaran kan, lebih berguna. Kalo dipikir-dipir emang kasian juga sih Zomblo bisanya cuma stalking karena ga berani talking depan gebetan. Hmmm.. jika benar begitu, gue pikir Zombie dan Zomblo beda tipis, ini gue rangkum sedikit persamaan antara Zombie dan Zomblo:

– Zombie kalo jalan kaku, Zomblo kalo jalan tak tentu arah.

– Zombie jasadnya udah mati, Zomblo hatinya yang mati.

– Zombie biasanya gigit leher, kalo Zomblo biasanya gigit jari.

-Zombie ga mikirin pacar, Zomblo ga dipikirin pacar.

-Zombie ga berperasaan, Zomblo korban perasaan.

– Dan satu-satunya kesamaan antara Zombie dan Zomblo adalah tatapannya sama-sama kosong.

Okeh, mblo.. Gimana? Ada yang punya lagi persamaan antara Zombie dan Zomblo? Boleh share disini.

Dan dengan ini, gue akhiri dulu postingannya, soalnya gue udah ngantuk, kata dokter harus banyak istirahat. Besok hari Rabu, gue mesti gawe jam 9 pagi. Sekedar informasi. See you and bubye!!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s